Nugget tempe |
Sejarah Tempe
Tempe adalah makanan asli masyarakat Indonesia. Keberadaan sudah disebutkan dalam serat centhini. Dalam kitab tersebut tertulis tempe sudah dikenal masyarakat jawa sejak abad 16, dengan adanya makanan yang disebut dengan jae tempe santen dan kedhele srundengan (wikipedia).
Dahulu tempe dikenal sebagai hidangan kelas rakyat. Harganyapun juga murah. Akibatnya tempe sering digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang remeh-temeh dan negatif.
Pernah mendengar istilah mental tempe? Orang yang bermental tempe digambarkan sebagai orang yang rendah diri, murahan, terbelakang, dan tidak punya harga diri dihadapan orang lain. Istilah itu pertama kali digunakan oleh presiden Soekarno untuk memberi semangat kepada rakyatnya agar percaya diri dan siap bersaing ketika berhadapan dengan bangsa lain.
Mental tempe dikonotasikan negatif karena tempe identik dengan hidangan murahan yang dulunya dikonsumsi oleh kalangan kelas bawah. Namun anggapan bahwa tempe yang merupakan makanan asli Indonesia itu adalah makanan bermutu rendah dan hanya dikonsumsi kalangan bawah berubah sejak tahun 1960. Ketika riset membuktikan bahwa tempe mengandung protein nabati yang tinggi yang bermanfaat untuk mencegah penyakit berbahaya, seperti kanker, kolesterol, diabetes, dan lain-lain.
Bahkan manfaat tempe sudah terbukti dahulu pada saat periode tanam paksa dijaman penjajahan Belanda. Para pekerja yang mengkonsumsi tempe terhindar dari wabah penyakit busung lapar. Dan saat ini, tempe diakui sebagai hidangan kaya manfaat. Bahkan telah dinikmati oleh bangsa-bangsa lain di dunia, termasuk bangsa Eropa dan Jepang dengan penyesuaian cara pengolahannya. Di Eropa dan Jepang tempe menjadi hidangan berkelas dan mahal harganya.
Dengan pengolahan yang berbeda, tempe pun bisa tampil di restoran mewah.
Begitulah..kadang kita tidak sadar bahwa apa yang kita miliki itu berharga, sampai orang lain perlu mengingatkannya...
Posting Komentar
Posting Komentar