Kemarin sewaktu hadir dalam acara bincang santai dan ramah tamah antara IMA (Indonesia Marketing Assosiation) chapter Sleman dengan para blogger di Malibu sky lounge, hotel Rich Jogja ada sebuah kalimat dari penyelenggara yang membuat kami para blogger (eh setidaknya saya) merasa tersanjung. Ketika itu dikatakan bahwa di dunia pariwisata, para blogger ini ibarat manusia setengah dewa yang berkontribusi besar dalam memperkenalkan dan mempromosikan destinasi wisata sehingga menjadi viral.
Banyak tempat-tempat wisata yang tadinya tidak banyak yang tahu dan sepi pengunjung, menjadi ramai dan hingar-bingar dikunjungi para pelancong karena tulisan dan ulasan di blog.
Sehingga karena alasan dan pertimbangan itulah kemudian pihak IMA chapter Sleman yang diberi tugas untuk mempromosikan berbagai potensi yang ada di wilayah Sleman merasa perlu untuk menggandeng dan bekerjasama dengan para blogger untuk lebih mengenalkan sleman sebagai Part of Jogja dengan semboyan Sleman the living of culture.
Arahan dari Bupati Sleman Bapak Sri Purnomo dalam Bincang Santai IMA chapter Sleman dengan para blogger |
Wefie di lobi hotel Rich Jogja |
Bagi saya anggapan atau kalau boleh dibilang sanjungan itu terlalu tinggi, meskipun tidak bisa dipungkiri tulisan-tulisan atau ulasan-ulasan di blog memang sering dijadikan acuan dan rujukan masyarakat untuk berkunjung ke suatu tempat "baru", tetapi sesungguhnya berkembang atau tidaknya suatu tempat wisata itu tetap tergantung dari respon masyarakat sekitar dan pihak terkait untuk meningkatkan dan memperbaiki layanan yang ada. Terutama mental masyarakatnya untuk tidak aji mumpung, tetap ramah, dan memperhatikan kebersihan. Seberapapun besar potensinya jika tidak dijaga dan dipelihara, nihil juga hasilnya.
Karena sesungguhnya menurut pendapat saya, blogger itu adalah orang-orang yang memiliki tangan selo (dalam arti positif) yang berusaha mengabadikan setiap momen yang dilalui (entah itu pengalaman jalan-jalan, makan, belanja, atau kegiatan lainnya) lewat tulisan-tulisan yang bisa dijadikan kenangan yang bisa dibaca kembali sewaktu-waktu sekaligus berbagi pengalaman dengan pembaca.
Spot Riyadi, destinasi mblusuk yang saya ketahui setelah membaca blog orang |
Memang ada kepuasan tersendiri jika ada orang lain yang membaca blog kita memperoleh manfaat dari tulisan-tulisan yang kita buat. Dan kalaupun kemudian hobi ngeblog itu menjadi jalan rejeki, itu tidak lepas dari hukum tabur tuai dan kemurahan dari Illahi.
Perlunya Bijak Bermedsos
Bicara tentang tangan selo saya jadi ingat pesan yang disampaikan Gusti Hayu dalam kopdar komunitas #bijakbersosmed yang diselenggarakan Indosat Ooredoo dan Siber Kreasi yang diadakan di Angkringan Ndalem tgl 5 Oktober kemarin. Gusti Hayu mengingatkan agar dalam menggunakan media sosial kita harus menjaga "jempol selo" kita agar tidak sembarangan dalam menulis atau membuat status, termasuk dalam men-share berita. Saring dulu sebelum sharing. Karena kemajemukan yang ada di negara kita harus terus dijaga dan dipelihara demi keutuhan negara kita.
Merchendise kopdar #bijakbersosmed |
Kopdar yang dihadiri berbagai komunitas yang ada di Jogja yang merupakan para pegiat media sosial (medsos) sepakat untuk terus mengkampanyekan kesadaran #bijakbersosmed kepada masyarakat di sekitarnya.
Sehingga tidak ada tempat untuk berita hoax, fitnah, dan ghibah. Sudah selayaknya media sosial (medsos) dibanjiri dengan info dan konten-konten positif.
Oleh karena itu sudah saatnya mulai sekarang kita penuhi medsos-medsos kita dengan berita-berita positif. Share resep masakan, berbagi info kegiatan-kegiatan komunitas, atau malah berjualan di medsos lebih baik dibanding kita share tentang berita-berita politik berisi adu domba yg kita sendiri belum tentu tahu kebenarannya.. stop ujaran kebencian, bullying dan hoax. Mari bersama kita jadikan segalanya menjadi lebih baik...budayakan menulis dan membaca serta menelaah berita, jangan mudah diombang-ambingkan dan dimanfaatkan.
Posting Komentar
Posting Komentar