Bulan Februari 2019 ini banyak event kuliner yang digelar di Jogja. Setelah kemarin baru saja dilaksanakan Expo UKM Istimewa 2019 di halaman kantor Dinas Koperasi UKM DI Yogyakarta, kali ini giliran diselenggarakan pameran kuliner bertajuk Jogja Halal Food Expo 2019 yang dihelat dari tanggal 20-24 Februari 2019 pukul 09.00 - selesai di Jogja Expo Center (JEC).
Jogja Halal Food Expo 2019 (doc.pri) |
Pameran ini diikuti oleh para pelaku bisnis UMKM yang diantaranya merupakan binaan PLUT-KUMKM DI Yogyakarta. Sebagai seorang yang menyukai wisata kuliner, wajib bagi saya untuk mengunjungi event ini. Terlebih tema yang yang diangkat adalah tentang halal food, sudah pasti aneka hidangan yang dipamerkan di sana makanan dan minuman yang terjamin kehalalannya. Sehingga kita tidak ragu untuk menikmatinya. Dan hari Rabu, 20 Februari 2019 kemarin saya menyempatkan mengunjungi Jogja Halal Food Expo ini.
Sebagai seorang muslim mengkonsumsi makanan yang halal adalah suatu keharusan. Namun sayangnya meskipun mayoritas penduduk Indonesia ini muslim, masih banyak beredar makanan yang belum terjamin kehalalannya, termasuk juga di Jogja.
Untuk masalah ini saya punya satu cerita. Pernah suatu waktu seorang kawan menghubungi nomer saya dan mengajukan sebuah pertanyaan. Dia bertanya pernahkah saya mengkonsumsi bakso x. Berhubung saya memang belum pernah makan di sana, saya bilang apa adanya.
Pikir saya kawan saya ini sedang mencari informasi warung bakso yang recommended di Jogja karena selama ini dia memang tinggal di Jakarta. Jadi wajar kalau seandainya dia bertanya warung bakso yang enak di Jogja. Namun ternyata dugaan saya keliru. Dia tidak mencari tetapi justru memberi informasi.
Narsis dulu (doc.pri) |
Banyak spot foto di sini (doc.pri) |
Pikir saya kawan saya ini sedang mencari informasi warung bakso yang recommended di Jogja karena selama ini dia memang tinggal di Jakarta. Jadi wajar kalau seandainya dia bertanya warung bakso yang enak di Jogja. Namun ternyata dugaan saya keliru. Dia tidak mencari tetapi justru memberi informasi.
Tempat duduk yang disediakan bagi yang ingin kulineran (doc.pri) |
Jadi ceritanya kawan saya ini sedang mudik bersama keluarga. Berhubung sedang di Jogja, sambil menikmati suasana, berwisata kulinerlah mereka ke tempat-tempat yang banyak pengunjungnya. Dalam asumsi teman saya, setiap tempat makan yang ramai dikunjungi orang apalagi sampai antri pasti enak.
Dalam acara jalan-jalan kulinernya, sampailah teman saya dan keluarganya di suatu wilayah di Jogja. Dan di sana dia menjumpai ada sebuah warung bakso yang ramai dikunjungi pembeli. Sesuai dengan rumus praktis yang dipegangnya, dia berkesimpulan tempat itu baksonya pasti enak. Sehingga dia memutuskan untuk mencoba.
Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya bakso yang dia pesan datang juga. Aroma yang menguar membuat dia yakin kalau bakso itu enak bahkan sebelum dia mencicipinya. Tetapi justru itu yang membuat dia tertegun dan geleng-geleng kepala. Apalagi setelah dia melihat berkeliling, pelanggan yang datang ke warung itu beraneka ragam suku dan agamanya. Karena dia yakin sekali bakso yang terhidang di depannya, tidak boleh dikonsumsi oleh kami yang muslim.
Ya...hanya dengan membaui aromanya, dia bisa tahu. Apalagi setelah teman saya itu mencicipinya, aroma, ditambah dengan rasa, dan teksturnya membuat dia yakin sekali bakso itu bukan daging sapi, melainkan babi.
Karena alasan itulah teman saya kemudian menghubungi saya, sekedar untuk menginformasikan bahwa berdasar pengalamannya mengkonsumsi daging yang menjadi kegemarannya itu, dia bisa memastikan kalau saya dan saudara muslim yang lain sebaiknya tidak makan di warung bakso tersebut.
Dia bercerita, sesuatu yang membuatnya miris adalah ketika dia di sana ada sebuah keluarga dimana salah satunya seorang ibu yang mengenakan jilbab tengah menikmati bakso dengan asyiknya karena ketidaktahuannya.
Oleh karena itu dia merasa perlu untuk memberi tahu minimal kepada orang yang dikenalnya untuk menghindarinya. Dalam hal ini saya mengucapkan terimakasih kepada teman saya karena kepeduliannya. Wujud toleransi yang patut saya apresiasi.
Namun tentunya informasi itu tidak bisa serta merta saya sebarkan begitu saja. Meskipun saya meyakini bahwa informasi dari teman saya itu valid, tetapi sebelum ada bukti dari badan yang berwenang, tentu saya tidak berani.
Yang bisa saya lakukan adalah mengajak saudara-saudara muslim untuk lebih aware dengan label halal dari MUI yang ada di sebuah tempat makan yang kita datangi. Dengan demikian hal tersebut akan meminimalisir terjebaknya kita memasukkan makanan yang dilarang ke dalam tubuh kita.
Kepedulian kita untuk hanya mendatangi warung bakso yang ada label halalnya paling tidak akan memaksa pemilik warung bakso yang belum berlabel halal (padahal sebenarnya halal) untuk memperoleh legalitas yang sama dari badan yang berwenang agar dikunjungi oleh pembeli muslim. Dan bagi penjual bakso yang jelas-jelas tidak halal pasti tidak akan berani mengajukan sertifikasi halal karena memang bahannya tidak halal.
Apalagi ada informasi yang beredar, berdasar survey yang pernah dilakukan, banyak warung bakso di Jogja yang diragukan kehalalannya. Jadi sudah saatnya kita waspada, jangan coba-coba. Apalagi menggunakan alasan "tidak tahu" sebagai senjata. Karena kita "tidak tahu" itulah mari kita konsumsi yang pasti-pasti saja.
Bakso nDeso dan Mie Ayam Pak Heri (doc.pri) |
Bakso dan Mie Ayam Barokah Cak Min (doc.pri) |
Karena perlu diketahui, bakso halal yang ada di Jogja sudah banyak jumlahnya. Kita bisa memilih sesuai selera. Sebagai contoh adalah Bakso nDeso & Mie Ayam Pak Heri serta Bakso & Mie Ayam Barokah Cak Min yang juga buka stand di pameran Jogja Halal Food di JEC ini. Kalau ingin tahu lebih lengkap, tentang makanan yang telah bersertifikasi halal yang ada di Yogyakarta teman-teman bisa mencari informasi di halal-diy.org.
Stand ayam geprek di Jogja Halal Food (doc.pri) |
Camilan halal (doc.pri) |
Dan event pameran seperti Jogja Halal Food ini juga bisa kita gunakan untuk mencari tahu produk-produk kuliner apa saja yang sudah pasti terjamin kehalalannya. Cuma mungkin saya ada sedikit saran untuk panitia penyelenggara untuk menyediakan semacam brosur bersama yang berisi list peserta yang mengikuti Jogja Halal Food Expo yang bisa dibawa pulang para pengunjung pameran. Sehingga informasi ini bisa disimpan dan menjadi rujukan untuk mencari produk-produk makanan yang halal dan aman untuk dikonsumsi.
Produk olahan sea food (doc.pri) |
Salah satu stand peserta (doc.pri) |
Oh ya, saya juga memperoleh informasi, bagi teman-teman yang ingin mengikuti diskusi tentang halal haram makanan, hari Jumat tanggal 22 Februari 2019 di Jogja Halal Food Expo akan digelar ceramah dari Ustadz Nanung Danar Dono, Ph.D, seorang dosen peneliti Universitas Gadjah Mada yang juga anggota LPPOM MUI Yogyakarta. Akan banyak informasi dan ilmu bermanfaat yang bisa kita dapat di sini.
Jadi yuk, rame-rame ke Jogja Halal Food Expo 2019. Nikmati aneka makanan dari stand-stand kuliner yang ada, dan ikuti acara-acara pendukung yang tidak kalah serunya.
Salam...
Inbokin warung bakso yg itu doong
BalasHapusYuuk...tp info semacam ini mmg sering kita dengar kan? Yang aman kita yg lebih aware dengan melihat label halal dari MUI untuk memilih makanan yang kita konsumsi...
HapusDuh, kenapa harus bahas bakso? Jadi cepet2 pingin kesana juga khannnn 😂😂
BalasHapusYuk cuzz ke sana...😀😀
HapusPadahal suka banget sama bakso. Sering banget cobain bakso di tempat baru. Memilih makanan memang tidak boleh sembarangan ya Mbak
BalasHapusIya...untuk kehati2an saja...sebaiknya memilih yang sudah pasti..
HapusYa Allah basooooo, jadi kangen pengen pulang ke Bandung makan basoooooo....
BalasHapusBakso bandung beda ya? Cuanki itu kah?
HapusYeayyy.. dapat rekomendasi bakso nih dari Sapti..
BalasHapusMemang soal kulineran recommended di Jogja musti tanya ke Sapti koq :)
Wkwkwk...terkenal jago makan dong...😂😂 btw mksh sudah mampir...
HapusKalau bakso mbak, wahhhh kalau aku sih hafal hahahahha karena aku tuh pernah makan dagingnya yang plain. Jadi ga mungkin lupa sama rasanya. Syukurlah mbak ada Halal Food Fest ya mbak amannnn
BalasHapusWah...kapan2 bisa ajak2 mb vera nih untuk mendeteksi..hihi...temenku yo bilang apal bgt sampai searoma2nya...
HapusHo o mb, di halal food expo isinya pasti aman semua...😀
Aku paling nggak bisa bilang enggak kalau ketemu bakso dan mie ayam. Yeaayy mba Sapti udh ke JEC ^_^
BalasHapusHihi...iya...lumayan bisa kulineran tanpa rasa was-was karena halal semua..😀
HapusDengan adanya informasi itu kita nggak perlu was-wa lagi ya mba. Btw, liputan eventnya keren mbak...
BalasHapusIya mb...makan jadi tenang dan nyaman...mksh mb ..sudah mampir😀
HapusAku kemarin Nyoba mie Jawa goreng tembi enak banget Mbak. Anakku smpai lahap banget
BalasHapusOh iya. .kemarin saking banyaknya ga semua bisa dicoba. Kalau pengen nyicip semua harus datang ga cuma sekali...😀
HapusAndai di Bali ada halal Fest food gini bahagia aku mba
BalasHapusOh iya ya...smg nanti ada event serupa di sana...
HapusKemarin aku makan bakso & es degan. Puas deh makan disini.
BalasHapusIya mb...byk stand makanan...
HapusAduh serem amat jika di jogja ada yang menjual bakso babi, biasanya seh kalau ada yang menjual bakso babi si penjualnya memberi tahu dari awal.
BalasHapusSaya sering makan bakso yang ada didepan bekas terminal umbulharjo.
Sebenarnya gpp sih jual, krn negara kita kan plural. Yang penting ngomong, nah kadang ada yg ga jujur itu yang bikin deg2an. Jadi mending kalau beli yang sudah jelas ada sertifikasi halalnya...mksh sudah mampir...
HapusJogja memang Kota kuliner, semakin banyak pilihan kuliner di sana. Jadi mau maen ke sana lagi :)
BalasHapus