Membahas tentang sejarah kota Jogja, tentu tidak bisa lepas dari keberadaan Kotagede. Sebuah kota yang menjadi cikal bakal dari keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Rumah milik BH Noerijah (doc. pri) |
Titik awal dari kegiatan jejak peradaban mataram Islam ini dilaksanakan di Kotagede. Karena Kotagede merupakan tempat awal didirikannya kerajaan Mataram Islam oleh Panembahan Senopati.
Kemudian dalam perkembangannya, kerajaan Mataram Islam terpecah menjadi dua, yakni Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta. Sehingga Kotagede ini semacam tanah leluhur dari kedua kerajaan tersebut.
Jatuh hati, itulah ungkapan pas buat saya tatkala mengunjungi Kotagede. Saya terpikat dengan atmosfer unik yang dipancarkan tempat ini.
Tidak cukup sekali untuk bisa menuntaskan rasa penasaran akan sejarah panjang kota ini. Sebagai kota tertua, Kotagede memang menyimpan sejuta cerita dan pesona yang tidak ada habisnya.
Kota yang saat pertama kali saya ke sana langsung menimbulkan sebuah tanya, mengapa di Kotagede ini banyak terdapat makamnya. Mungkin keberadaan kota ini sebagai kota tertua adalah jawabannya.
Namun masih ada satu hal lagi yang membuat saya penasaran. Yakni mengenai orang kalang. Karena di Kotagede masih terlihat jelas jejak orang Kalang, berupa bangunan-bangunan megah ala eropa yang ditinggalkannya.
Rasa penasaran saya terhadap orang kalang bermula ketika saya secara tidak sengaja menemukan sebuah artikel yang bercerita tentang sebuah rumah di bilangan Kotagede yang terlihat super mewah milik BH Noerijah. BH Noerijah ini merupakan keturunan orang kalang.
Dalam tulisan tersebut digambarkan betapa mewahnya rumah itu. Dengan ubin berkualitas tinggi bermotif unik.
Bagian atap rumah BH Noerijah (doc.pri) |
Menurut artikel tersebut, asal-usul orang kalang konon berasal dari perkawinan seekor kera dengan seorang bidadari. Sehingga keberadaannya dijauhi (dihalangi/kalang).
Penasaran dengan cerita tentang asal-usul orang kalang itulah kemudian yang melatarbelakangi saya mengikuti sebuah acara blusukan yang diadakan oleh sebuah komunitas sejarah bernama komunitas Kandang Kebo yang salah satu agendanya mengunjungi omah (rumah) kalang.
Dalam kegiatan tersebut saya memperoleh informasi bahwa sejarah orang Kalang berawal ketika Sultan Agung ingin menghias istana yang dibangunnya dengan pahatan dan ukiran. Maka dipanggilah Joko Sasono dari Bali yang memang ahli membuat hiasan berupa ukiran ini.
Bagian tengah rumah BH Noerijah (doc.pri) |
Sehingga akhirnya keduanya kawin lari, dan terusir dari Kotagede. Sejak itulah julukan orang Kalang (orang yang dihalangi/dikucilkan) melekat untuk anak keturunan Joko Sasono dan Putri Ambar Lurung.
Selanjutnya, anak keturunan Joko Sasono dan Ambar Lurung ini menyebar ke berbagai wilayah di Jawa Tengah, termasuk Gombong. Yang dari Gombong ini kemudian kembali ke Kotagede dan membuat sejarah baru di sana.
Adalah Ki Mertowongso orang Kalang pertama yang menjejakkan kakinya di Kotagede. Tempat asal dari leluhurnya Joko Sasono dan Dewi Ambar Lurung.
Ki Mertowongso datang ke Kotagede dalam rangka mengembangkan usahanya, yakni usaha pegadaian. Usaha ini semakin besar di bawah pengelolaan keturunan berikutnya yakni Ki Prawiro Suwarno.
Melihat perkembangan usaha Prawiro Suwarno yang semakin besar, pemerintah Hindia Belanda merasa tidak suka. Kemudian membuat aturan yang membuat bisnis pegadaian orang kalang ini hancur.
Bagian depan rumah BH Noerijah (doc.pri) |
Ki Prawiro Suwarno mampu menunjukkan kemampuan bisnisnya. Tidak lama dia pun akhirnya menjadi raja berlian yang terkenal sampai Asia Tenggara. Hal ini menjadikan Ki Prawiro Suwarno sebagai orang terkaya di Kotagede.
Pada saat itu orang biasa memanggilnya dengan sebutan Bekel Tembong. Sebagai orang terkaya, Bekel Tembong ini punya pengaruh yang luar biasa. Bahkan memiliki kedekatan dengan kalangan keraton dan pernah membantu keuangan istana juga.
Kekayaan yang dimilikinya tidak terhitung jumlahnya. Semua disimpan di lemari besi yang tebal. Bahkan ada cerita yang mengatakan terdapat hiasan di salah satu rumahnya yang berbentuk setandan pisang dan terbuat dari emas.
Karena kekayaannya inilah rumah-rumah yang dibangunnya memiliki arsitektur perpaduan Eropa dan Jawa. Arsitektur ini dipilih seolah untuk menegaskan, meskipun orang kalang dari Jawa, tapi kastanya sekelas dengan orang Eropa.
Inisial nama di pintu rumah (doc.pri) |
Kejayaan orang Kalang di Kotagede waktu itu terhenti akibat adanya aksi penjarahan akibat kesenjangan ekonomi antara orang Kalang dan penduduk asli. Akibatnya Prawiro Suwarno dan anak keturunannya melarikan diri, dan nasibnya kemudian pun tidak pasti.
Saat ini, semua rumah kalang sudah berpindah tangan, seperti Anshor Silver maupun Ndalem Natan. Tapi ada satu yang dibeli oleh dinas kebudayaan, dan menjadi museum Kalang Kotagede.
Yakni rumah milik BH Noerijah, putri dari Prawiro Suwarno. Di sini kita bisa melihat dari dekat betapa mewahnya rumah orang kalang waktu itu.
Bangunan anshor silver juga merupakan omah kalang |
Terdapat juga semacam tangga menuju ruang bawah tanah yang menurut informasi menghubungkan antara rumah BH Noerijah dengan rumah milik ayahya.
Saat ini, keturunan orang kalang masih ada, meskipun tidak lagi tinggal di Kotagede. Kebanyakan dari mereka memiliki usaha. Bahkan kabarnya salah satu hotel besar di Jogja pemiliknya adalah keturunan orang kalang.
Anda tertarik juga untuk melihat dari dekat rumah peninggalan orang kalang? Silakan datang ke Kotagede. Rumah-rumah besar bergaya eropa itu adalah bukti keberadaan orang kalang di sana.
Bahwa pernah ada Prawiro Suwarno raja berlian di Asia Tenggara, sebagai bagian dari sejarah Kotagede di masa kolonial.
İnteresting places 😊 thanks for your sharing 😊
BalasHapusThank you...
HapusCerita ini mengingatkan saya pada masa masa SD pas lagi karya wisata xixixixi
BalasHapusOh ya, pernah dapat cerita ini ya? Saya malah belum lama tahunya...he3..
HapusMau donk ke Kotagede moga-moga ada rezeki waktu dan kesempatan ke Jogja.. dah lama gak ke Jogja jadi kangen
BalasHapusYuk mb...banyak hal menarik di sana..
HapusSaya baru tahu cerita tentang orang kalang ini, padahal dulu sempat tinggal 5 tahun di Jogja.
BalasHapusSaya juga baru tahu belakangan kok mb...hihi..
HapusWhuaaaa.. Cerita bak di dongeng2 yak perkawinan seekor kera dengan seorang bidadari, oh jadi begitu asal mulanya Orang Kalang.
BalasHapusAku sering mampir Kotagede kalo pas ke Jogja.
Itu jelas hanya dongeng karangan..yang benar mereka itu manusia kok. Sepertinya kisah itu semacam olok-olok saja
HapusWah aku baru dengar ini cerita orang Kalang. Mesakke juga ya beliau ini, susah-susah bangun pegadaian, dibenci Belanda. Giliran bisnis intan berlian, dibenci tetangganya sendiri.
BalasHapusSeandainya waktu itu, hubungan beliau sama penduduk sekitar baik (suka menolong masyarakat yg kesusahan, misalnya), mungkinkeberadaan orang Kalang bisa kita ketahui ya.
Tapi dasarnya memang keturunan enterprenuer, di manapun bisa jadi aja usahanya berkembang biak. MasyaAllah.
Sebenarnya mereka juga suka bagi-bagi uang, tapi mungkin karena memang kesenjangan yang terjadi terlalu besar. Jadi banyak yang iri..
HapusYa tertarik banget deh masuk ke rumah rumah tradisional atau rumah kuno ini.. kayak masuk ke jaman dulu gitu - back to the past
BalasHapusBetul...auranya beda
HapusAku suka belajar sejarah kaya gini. Cuma masih agak ragu sih soal pernikahan kera dengan bidadari itu. Hihihi
BalasHapusKalau itu jelas ga bener...semacam olok-olok saja..karena mereka kemampuan bisnis yang lebih dan kaya, orang-orang terus bikin cerita seolah mereka bukan manusia biasa
HapusBerarti rumah-rumah orang Kalang yang bergaya Eropa ini masih terjaga dengan baik ya, Mbak? Apakah dibuka untuk wisatawan yang datang?
BalasHapusBaru tahu sejarahnya saya..menarik sekali ini:)
Masih mb...beberapa sudah mnj milik pribadi, tapi dipakai buat usaha kok. Ada yang untuk resto, toko perak, bahkan ada yang jadi home stay juga. Cuma satu yang akhirnya dibeli dinas kebudayaan dan menjadi museum kalang kotagede
Hapuskisahnya sedih ya. berawal dr kisah cinta yg ditentang sampai akhirnya anak turunnya sukses, eh ada penjarahan. darah pengusaha mengalir, akhirnya yg merantau jd banyak yg sukses
BalasHapusIya, karena kesenjangan sosial dan awal masuknya Belanda juga. Jadi kondisi keamanan tidak menentu.
HapusKilas balik legendanya aku pernah denger tapi kurang tau pasti banget dimana asal dari orang Kalang. Oh ternyata Kota Gede ya?
BalasHapusAku juga suka berkunjung dan menelusuri sejarah/sisa peradaban bareng komunitas
Orang kalang tu kebanyakan menyebar ke jawa tengah..iya, seru ya ngikuti jejak masa lalu itu
HapusJadi asl usul orang Kalang ini adalah keturunan Joko Sasono dan Putri Ambar Lurung, ya? Bukan keturunan kera dan bidadari gitu? Kebayang ya itu kekayaannya kalau ga sampai dijarah bakal sebanyak apa. Tujuh turunan pun bakal bersisa
BalasHapusIya, mereka manusia juga. Cerita itu semacam olok-olok mgkn ya. Karena dulu mereka memang tertutup, hanya menikah dengan sesama orang kalang. Karena takut hartanya jatuh ke tangan orang lain
HapusSata turunan gombong, apa turunan kalang jg ya? Selalu suka baca sejarah, jadi pengen ke kotagede lihat langsung jejak sejarahnya
BalasHapusHihi ..bisa ditanyakan ke orang yang dituakan...
HapusCerita gini dulu waktu kecil saya suka denger, hehe. Banyak ya sejarah - sejarah kalau memang mau dikuak.
BalasHapusBetul...
HapusDuuuh pengen banget ikut acara seperti ini. Menambah wawasan sejarah dan pengetahuan akan peradaban masa silam.
BalasHapusIya mb. .
HapusJalan jalan sekaligus nambah wawasan sejarah terkait Kota gede ya mbak
BalasHapusAku belum pernah ke Yogyakarta hiks
Pengen dah kalau ke sana mampir ke sini juga mbak
Yuk mb..ke sini .kotagede itu kota tertua di Jogja.
HapusSempat dengar sih mba tentang keturunan orang kalang ternyata masih ada, meskipun tidak lagi tinggal di Kotagede mau lah sesekali explore lihat dr dekat
BalasHapusYuk mb...menarik lho..
Hapusketurunan orang kalang masih banyak sekali mba, saya salah satu cicit BH. Noerijah :)
HapusWah, senang sekali mbak Mira sudah mampir blog saya..salam kenal...
HapusRadio MBS, duh udah berapa lama nggak denger nama radio ini, hehe. Pernah sekali ke Anshor Silver, tapi waktu itu memang cuma ngantar tamu asing yang pengin ke sana, jadi gak sempat mampir ke bekas peninggalan Omah Kalang. Ternyata cerita sejarahnya menarik juga ya.
BalasHapusAnshor silver itu juga rumah kalang juga, tapi sudah dibeli pihak lain..
HapusCeritanya sangat seru banget ya ada acara di kotagede ini.. Aku belom pernah ke kotagede
BalasHapusKl ke Jogja mampir sini mb...
HapusOrang Kalang itu apa ya mba? I saw all those tinted glasses yang memang khas bangunan di Eropa. Interesting history
BalasHapusSekelompok orang yang pernah menjadi orang terkaya di kotagede mb..
HapusTernyata begitu toh sejarah orang Kalang di Kotagede. Tadi nyebut Gombong maksudnya kota di Kabupaten Kebumen Jateng bukan ya?
BalasHapusIya mb, gombong Jawa Tengah
HapusBaru tau nih tentang orang Kalang. Nasibnya cukup tragis ya, harus terusir gara-gara pernikahan campuran. sungguh kadang-kadang hidup tuh tidak adil, harus membeda-bedakan kasta seperti itu.
BalasHapusIya, tapi mereka secara tidak sengaja kembali ke tanah leluhurnya dan menjadi orang terkaya di Kota gede
HapusWow, serem jg ya kl orang kalang itu bener2 percampuran antara kera & bidadari 😅 tp mengetahui sejarah masyarakat atau kota di Indonesia itu emang seru, bikin penasaran krn suka berhubungan dgn hal2 gaib/mistis bikin penasaram
BalasHapusHihi, kadang cerita karangan sengaja dibuat untuk maksud tertentu...
HapusKalau ke Yogya lagi pengen ke sini. Kern sekali sejarah masa lalu ya. Bangunannya menarik. Jadi pengen tahu lbh banyak ttg org Kalang mbak. Aku baru tau hehe jarang ke kota gede taunya cuma kerajinan perak aja hehe
BalasHapusYuk mbak ..menarik banget pasti...
HapusMasih banyak yang harus di explore kalau ke Kotagede nih mba. Pengen deh sempetin ke sana seharian. Wisata sambil nambah wawasan ya..
BalasHapusBetul, ajak guide mb, biar dapat cerita yang seru...
Hapus