Mengatur Keuangan Saat New Normal |
Cara mengatur finansial di era new normal harus dibenahi. Agar ke depannya semua lebih baik lagi. Siapa yang karena pandemi jadi sadar kalau selama ini pengaturan keuangan keluarga masih acak-acakan? Saya angkat tangan paling tinggi dan nunjuk diri sendiri..hihi..
Masa pandemi ini bagi saya pribadi membuat saya tersadar kalau selama ini saya belum benar dalam mengelola keuangan keluarga. Tabungan yang saya punya belum saya pilah berdasar peruntukannya. Menabung hanya jika ada sisa uang belanja, dan itu juga saya campur jadi satu. Dan saya ambil jika saya ada perlu.
Padahal seharusnya setiap kita menyisihkan dana untuk ditabung, semua harus jelas peruntukannya. Apakah untuk membeli barang baru atau sebagai dana cadangan jika sewaktu-waktu sakit atau kehilangan pekerjaan.
Secara spesifik saya masih abai dengan pengalokasian dana darurat keluarga. Yang idealnya besarnya mencapai 6-12 kali pengeluaran rutin per bulan. Padahal di tengah kondisi pandemi ini, di mana pemasukan jadi berkurang, simpanan dana darurat inilah yang menjadi penolong kita.
Kondisi pandemi ini jelas berdampak kepada semua orang tanpa terkecuali. Terutama dari sisi ekonomi. Akibat pandemi ini beragam sekali. Ada yang bertahan hanya dengan mengandalkan uang tabungan, ada yang masih punya pemasukan walaupun tidak banyak, dan ada pula yang kehilangan pendapatan dan tidak punya tabungan.
Kehilangan mata pencaharian memang hal yang mengerikan. Terutama bagi yang sudah punya keluarga. Dan akan tambah menyesakkan jika ternyata kita tidak punya cadangan simpanan sama sekali.
Sehingga agar bisa bertahan, banyak orang kemudian mencoba berbisnis semampu yang bisa dilakukan. Beberapa usaha yang marak saat ini adalah bisnis masker, alat pelindung diri, catering harian, frozen food, minuman sehat, kue-kue, sembako, hingga bisnis jasa dan reseller lainnya. Dan semua pemasaran rata-rata dilakukan secara online.
Memang kesadaran literasi keuangan di masyarakat khususnya bagi perempuan masih belum merata. Banyak yang masih abai pentingnya pengaturan keuangan keluarga. Padahal ini penting demi kestabilan rumah tangga.
Benahi Pengaturan Keuangan di Saat New Normal
Semua kejadian memang ada hikmah yang bisa diambil pelajaran. Tidak bisa ke mana-mana membuat saya memanfaatkan waktu saya untuk menambah pengetahuan cara mengatur keuangan keluarga yang baik dan benar.
Itulah sebabnya, beberapa waktu yang lalu, saya mengikuti kulwap yang diadakan Mom Academy bekerja sama dengan Investing Mom, dengan pembicara Mbak Dian Savitri. Tema yang diangkat adalah Kelola Uang Saat New Normal.
Ya, saat ini kita memasuki fase baru. Yakni era new normal atau masa adaptasi kebiasaan baru. Di mana di masa ini, masyarakat bisa kembali beraktivitas secara produktif, namun wajib menerapkan protokol kesehatan yang ditetapkan. Seperti tetap jaga jarak, memakai masker, rajin cuci tangan atau memakai hand sanitizer.
Era new normal ini membuka peluang bagi masyarakat untuk memulai kegiatan ekonomi yang sempat terhenti. Dengan berjalannya roda ekonomi, diharapkan kondisi ekonomi membaik dan masyarakat bisa bangkit kembali.
Dan ini juga memberi kita peluang untuk membenahi pengelolaan keuangan yang mungkin selama ini kita kurang peduli karena belum paham ilmunya.
Yang Perlu Diperhatikan dalam Pengelolaan Keuangan di Era New Normal
1. Kelola Utang Kita
Atau kalau dilihat dari besarnya jumlah cicilan, maka utang dikatakan sehat jika maksimal cicilan yang kita bayarkan adalah 35% dari pendapatan bulanan.
sumber : Materi Kulwap Investing Moms |
Nah, dari sini kita bisa menilai kondisi kita sendiri. Sudah sehat atau belum. Jika kondisi kita sekarang berat untuk melakukan pembayaran karena situasi dan kondisi, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan. Jual asset atau minta restrukturisasi kepada pemberi pinjaman.
2. Dana darurat dan proteksi
Nah, apabila kebutuhan pokok dan hutang bisa kita penuhi, hal berikutnya yang harus kita perhatikan adalah dana darurat dan proteksi.
Bagi yang belum memiliki dana darurat, saatnya sekarang untuk menyiapkannya. Dana darurat ini sangat penting dan menjadi andalan kita saat kita kehilangan pendapatan entah karena sakit atau karena keadaan, misalnya seperti saat pandemi.
sumber : Investing Moms |
Idealnya besarnya dana darurat adalah 6-12 kali penguaran rutin perbulan. Dan instrumennya dapat berupa tabungan, deposito, emas, maupun reksa dana.
Selain dana darurat, yang penting juga untuk kita siapkan adalah proteksi. Asuransi / proteksi ini merupakan pondasi bagi proses perencana keuangan keluarga.
Minimal kita harus punya asuransi kesehatan dan asuransi jiwa. Khusus untuk pencari nafkah utama, penting untuk mempunyai asuransi jiwa. Sehingga bila terjadi hal yg tidak diinginkan, ekonomi keluarga tidak menjadi terganggu. Asuransi jiwa ini diperlukan bagi seseorang yang sudah mempunyai tanggungan/ sudah berkeluarga.
sumber : Investing Moms |
Asuransi kesehatan juga prioritas yang harus kita miliki. Minimal kita memiliki asuransi BPJS. Jika dirasa belum cukup, kita bisa menambah dengan asuransi kesehatan lainnya. Semua disesuaikan dengan sikon dan juga kebutuhan.
3. Buat Skala Prioritas
Ini terutama berlaku bagi keluarga yang mengalami penurunan pendapatan. Maka perlu cek dan evaluasi setiap kali mengeluarkan uang. Apakah kebutuhan itu penting dan mendesak untuk segera dipenuhi, penting tapi masih bisa ditunda sehingga kita bisa menabung dulu, mendesak dan hanya ingin sehingga bisa dicarikan alternatif pengganti, atau justru tidak mendesak dan tidak penting sehingga bisa kita lupakan.
4. Evaluasi Budget Bulanan
Secara teori, keuangan kita dikatakan sehat jika :
1. Cicilan maksimal 35% dari pendapatan
2. Tabungan dan investasi minimal 10% dari pendapatan
sumber : Investing Moms |
Namun sebenarnya besarnya post anggaran itu sendiri bisa disesuaikan dengan keadaan dan skala prioritas yang kita inginkan. Bisa saja karena tujuannya untuk mempercepat pelunasan utang, anggaran untuk cicilan diperbesar, dan operasional diperkecil. Semua bisa dilakukan. Yang penting kita tetap nyaman.
Bisa juga kita mencoba membuat alokasi dan prioritas gaji saat krisis, yang disesuaikan dengan kondisi kita masing-masing. Seperti ini misalnya :
sumber : Investing Mom |
Dengan menentukan alokasi dan prioritas gaji, maka pengeluaran belanja kita akan lebih terkendali.
5. Tetap berinvestasi di instrumen yang kita pahami
Jika kebutuhan dasar, kewajiban, persiapan dana darurat, sudah aman terkendali, saatnya untuk berinvestasi.
Dan sebaiknya dalam kondisi seperti ini kita berinvestasi ke instrumen yang sudah kita kuasai. Meskipun saat ini harga saham di pasar modal sedang turun, namun jangan asal coba kalau kita belum paham seluk beluknya.
Sumber : Investing Mom |
Nah, kelima hal itu adalah hal-hal yang perlu kita lakukan untuk membenahi manajemen keuangan keluarga. Semoga kita semua bisa lulus menghadapi masa sulit ini, dengan tetap semangat, berusaha sekuat tenaga, dan tentu saja diiringi dengan doa.
Semoga bermanfaat, salam sehat...
Aku Alhamdulilah sudah tidak ada hutang entah itu cicilan rumah atau mobil. Alhamdulillah jadi lebih tenang. Kelola keuangan memang penting ya. Lagi mulai ngelirik juga ini invest apa yang bagus.
BalasHapusLengkap sekali tips mengatur finansialnya Mbak..Dan kusetuju jika mesti ekstra hati-hati saat era new normal ini di sisi fiannsial.
BalasHapusTerutama dana darurat yang sangat penting dan menjadi andalan kita saat keadaan tak terduga, misalnya seperti saat pandemi begini. Karena beberapa kerabat dan teman dekat mengeluhkan kelabakan karena enggak punya dana darurat
Kelola utang, sediakan dana darurat dan atur prioritas ini benar benar kunci agar tetap sehat secara finansial di masa pandemi ya.
BalasHapusBagiku terbebas dari hutang dan cicilan rasanya membantu banget dalam mengatur keuangan hingga terasa lebih longgar. Sekarang sih lagi senang investasi emas, walau naik terus harganya
BalasHapusSetuju banget dengan uraiannya. Di era new normal ini, walopun banyak pendapatan rumah tangga yang berkurang, investasi tetep harus ya. Kita gak tahu sampe kapan pandemi berlangsung.
BalasHapusmeski di era new normal gini tetap harus berinvestasi ya, makanya kudu harus evaluasi budget ya dan terapkan skala prioritas juga, jangan hanya dibuat tapi diacuhkan ya, hihihh. Noted semua tipsnya Mbak :)
BalasHapusSemenjak lebaran aku belom nabung lagi nih huhuhu. Mudah-mudahan pandemi ini segera berakhir supaya finansial normal lagi
BalasHapusmanteppp banget mbak ini tipsnya harus benar-benar diperhitungkan ya soal ini
BalasHapusaku masih susah banget nih ngumpulin dana darurat jadinya dana darurat masih gabung sama tabungan biasa aja. lumayan susah sebenarnya praktik pengelolaan keuangan ini. heu
BalasHapus