"Osteoporosis adalah silent disease. Tidak bergejala tapi dapat muncul tiba-tiba. Terutama di usia senja".
Kutipan kalimat dari dr. Adrian Situmeang, Sp.OT. dalam webinar tentang osteoporosis, yang diselenggarakan Hello Sehat dan Combiphar tanggal 23 Oktober lalu membuat saya jadi tersadar. Bahwa banyak hal tentang gangguan kesehatan yang mengintai kita di usia tua.
Salah satunya osteoporosis ini. Apalagi untuk osetoporosis, ada fakta menarik yang disampaikan dr. Adrian yang perlu kita cermati.
Berdasarkan data dari Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI), 90% wanita Indonesia mengalami osteopenia.Osteopenia adalah tahap awal dari osteoporosis di mana terjadi kondisi kepadatan tulang rendah di bawah normal.
Penyakit ini memang tidak menimbulkan gejala. Efeknya baru terasa ketika kita memasuki usia senja. Dikutip dari InfoDATIN (Pusat Data dan Informasi dari Kemenkes RI), penelitian terbaru dari International Osteoporosis Foundation (IOF) mengungkapkan bahwa 1 dari 4 perempuan di Indonesia pada rentang usia 50-80 tahun memiliki risiko terkena osteoporosis.
Pada wanita risiko semakin besar karena mengalami fase hamil dan menyusui. Di mana pada fase tersebut cadangan kalsium yang ada di tulang diambil untuk kebutuhan janin dan bayi. Perempuan juga 4 kali lebih berisiko mengidap osteoporosis dibandingkan pria.
Hal ini berkaitan dengan menurunnya hormon esterogen yang dialami pada fase menopause. Yang mempengaruhi kemampuan tubuh menyerap kalsium.
Tentang Osteoporosis
Osteoporosis adalah bagian dari proses penuaan. Yang membuat tulang menjadi tidak sekuat dan sekokoh sebelumnya. Osteoporosis ditandai dengan menurunnya massa (kepadatan) tulang secara keseluruhan akibat ketidakmampuan tubuh dalam mengatur kandungan mineral dalam tulang.
Kondisi ini juga diikuti dengan rusaknya arsitektur tulang yang nantinya akan mengakibatkan penurunan kekuatan tulang yang biasa disebut pengeroposan tulang.
Bisa dibayangkan akibatnya jika tulang yang menjadi penyangga tubuh kita mengalami pengeroposan. Pastinya akan berdampak sekali terhadap kualitas hidup kita. Di samping rasa sakit yang dialami penderita, hidupnya juga akan tergantung pada orang lain yang harus membantu aktivitas kesehariannya.
Dan kondisi ini kadang menimbulkan masalah psikologis tersendiri bagi penderita. Karena merasa tidak berdaya dan hidupnya menjadi tidak berguna. Sehingga sangat penting dilakukan upaya pencegahan terhadap penyakit ini. Agar kita bisa bahagia dan tetap mandiri di usia senja.
tetap aktif di usia senja |
Gejala Osteoporosis
Osteoporosis sayangnya tidak menimbulkan gejala yang spesifik. Sebagian besar orang baru menyadari terkena osteoporosis setelah patah tulang terjadi. Tidak heran jika penyakit ini digolongkan sebagai silent disease. Umumnya, keluhan yang dirasakan pasien osteoporosis adalah nyeri pada tulang dan otot di area punggung.
Di samping itu, gejala yang umum ditemukan pada penderita adalah terjadinya patah tulang, tulang punggung yang membungkuk, dan menurunnya tinggi badan.
Penyebab Osteoporosis
Osteoporosis disebabkan adanya gangguan pada metabolisme tulang. Pada kondisi normal, sel-sel tulang yang terdiri dari sel pembangun (osteoblas) dan sel pembongkar (osteoklas) bekerja silih berganti. Saling mengisi dan menyeimbangkan satu sama lain sehingga tulang tetap utuh.
Ketika kerja osteoklas melebihi kerja osteoblas, maka kepadatan tulang berkurang dan akhirnya keropos. Inilah yang disebut osteoporosis.
Metabolisme tulang dapat terganggu oleh berbagai kondisi. Dan kondisi ini merupakan faktor risiko yang dapat digolongkan menjadi dua kategori. Yakni yang dapat diubah, dan yang tidak dapat diubah.
Faktor risiko yang dapat diubah, meliputi :
1. Kurang aktivitas fisik
2. Asupan protein, kalsium, dan vitamin D yang rendah
3. Efek samping obat
4. Gaya hidup yang buruk, misalnya konsumsi minuman tinggi kafein, alkohol, merokok, dan sebagainya
5. Hormon estrogen rendah
Faktor risiko yang tidak dapat diubah
1. Faktor keturunan/riwayat keluarga
2. Jenis kelamin perempuan
3. Bertambahnya usia
4. Menopause
Ada 2 faktor utama penyebab osteoporosis pada wanita pasca menopause, yakni :
1. Tingkat kepadatan tulang ketika menopause
Semakin padat dan kokoh tulang, semakin kecil risiko osteoporosis terjadi dan begitupun sebaliknya, semakin rendah massa tulang, semakin tinggi risikonya.
2. Seberapa cepat tulang kehilangan kepadatannya ketika menopause
Untuk sebagian wanita, berkurangnya massa tulang bisa lebih cepat terjadi. Seorang wanita bahkan bisa kehilangan massa tulang hingga 20 % selama 5-7 tahun setelah menopause. Jika terjadi dengan cepat, risiko mengidap osteoporosis semakin tinggi.
Dampak Osteoporosis
Seperti sudah saya singgung di atas, Osteoporosis bisa menimbulkan penurunan dalam kualitas hidup. Tulang yang keropos akibat osteoporosis bisa mengalami keretakan akibat tekanan ringan, seperti ketika membungkuk atau bahkan saat batuk atau bersin.
Menurut International Osteoporosis Foundation, beberapa dampak osteoporosis pada kehidupan diantaranya adalah :
- Berkurangnya mobilitas atau terbatasnya ruang gerak
- Lumpuh
- Menjadi sangat bergantung pada orang lain
- Menurunnya berat badan
Pada sektor sosio-ekonomi, osteoporosis juga memberikan dampak merugikan seperti:
- Tingginya biaya pengobatan dan operasi patah tulang akibat osteoporosis (membutuhkan peralatan khusus karena kepadatan tulang yang lebih rendah)
- Biaya tak terduga ketika pasien membutuhkan perawat pribadi
- Kehilangan mata pencaharian bagi pasien yang masih aktif bekerja
Pencegahan Osteoporosis
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah osteoporosis di antaranya adalah :
1. Memenuhi kebutuhan harian protein, kalsium, dan vitamin D
2. Rutin berolahraga
3. Memperbaiki gaya hidup seperti dengan berhenti merokok dan mengurangi asupan kafein dan alkohol
Lebih detailnya, asupan kalsium yang cukup dapat mengurangi risiko keretakan sebanyak 34%. Lalu, suplementasi vitamin D dapat mengurangi risiko keretakan pada pinggul atau pinggang hingga 10% dan non-vertebratal hingga 7%.
Kebutuhan kalsium dan vitamin D berdasar usia |
Pencegahan osteoporosis ini harus dimulai sedini mungkin. Agar massa tulang berada dalam kondisi maksimal dan menekan penurunannya. Bahkan pencegahan bisa mulai dilakukan sejak bayi dalam kandungan, masa kanak-kanak, remaja, hingga dewasa baik pria atau wanita.
Untuk pemenuhan kalsium, sumber terbaik dari kalsium adalah makanan. Sebagian besar orang mungkin sudah mengetahui bahwa susu merupakan salah satu di antaranya. Produk olahannya seperti keju atau yoghurt pun tinggi akan kalsium. Selain produk dairy, alternatif makanan tinggi kalsium adalah ikan seperti salmon, sarden, dan teri.
Beralih pada vitamin D. Peran penting dari vitamin D untuk tulang sangatlah besar karena vitamin ini membantu dalam penyerapan kalsium. Namun tidak banyak makanan yang mengandung vitamin D dalam dosis tinggi. Sebanyak 90% vitamin D didapatkan dengan cara berjemur di bawah sinar matahari pagi.
Indonesia juga termasuk salah satu negara dengan tingkat asupan kalsium yang rendah. Menurut IOF, rata-rata asupan kalsium orang Indonesia hanyalah 342 mg/hari. Angka ini masih jauh dari AKG kalsium yang direkomendasikan sebesar 1000-1100 mg/hari untuk dewasa.
Hal serupa juga terjadi untuk vitamin D. Meskipun Indonesia adalah negara tropis dengan sinar matahari yang melimpah, namun penelitian yang dipublikasikan dalam “European Journal of Clinical Nutrition” tahun 2008 menunjukkan bahwa prevalensi insufisiensi vitamin D pada pada wanita usia 18-40 tahun di Jakarta mencapai angka 63%.
Wanita yang berhijab, bekerja di dalam ruangan, dan gemuk memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami defisiensi vitamin D. Di sinilah peran dari suplemen dibutuhkan untuk membantu mencukupi kebutuhan kalsium dan vitamin D harian.
Pertimbangan dalam pemilihan Suplemen
Beberapa hal yang perlu diingat sebelum memilih suplemen diantaranya adalah :
- Pilih vitamin D3 dibandingkan vitamin D2 karena lebih mudah diserap tubuh
- Suplemen yang beredar biasanya mengandung kalsium dalam bentuk kalsium karbonat, kalsium fosfat, atau kalsium sitrat. Masing-masing memiliki kelebihan & kelemahannya. Pilih sesuai kebutuhan.
- Untuk mereka yang vegan, tidak menyukai ataupun alergi terhadap susu sapi, dapat memilih kalsium fosfat karena kalsium fosfat adalah jenis garam kalsium yang terdapat pada susu sapi dan tak hanya menjadi sumber kalsium namun juga fosfor.
Magnesium dan zinc berperan besar dalam membantu penyerapan kalsium dari darah ke dalam tulang dan mengurangi pengeluaran kalsium di ginjal dalam bentuk air seni.
Berbagai bentuk kalsium pada suplemen |
Penggunaan bersamaan magnesium dan zinc akan meningkatkan efektivitas kerja kalsium dalam darah sehingga dosis yang dibutuhkan tidak banyak. Telah disebutkan di atas bahwa suplementasi kalsium saja memiliki asosisasi dengan penyakit jantung dan batu ginjal.
Isoflavone ada senyawa mirip estrogen yang juga dapat meningkatkan penyerapan kalsium dari saluran cerna ke dalam darah dan deposisinya ke dalam tulang. Penggunaan suplementasi isoflavone juga meningkatkan efektivitas kerja kalsium.
Yang penting untuk diingat, pada prinsipnya, tulang adalah BANK nya kalsium. Semakin banyak yang kita tabung semakin baik bagi kesehatan tulang dan tubuh secara umum. Apabila saat ini masih menstruasi dengan rutin maka pada prinsipnya massa tulang masih dapat ditingkatkan.
Tentang Osteopor dari Combiphar
Osteopor dari Combiphar dapat menjadi suplemen pilihan untuk membantu memenuhi kebutuhan kalsium & vitamin D harian. Osteopor adalah suplemen 5 in 1 yang mengandung kalsium, fosfor, vitamin D, magnesium, dan zinc. Kelimanya bekerja sinergis dalam memelihara kesehatan dan mempertahankan massa tulang.
Osteopor juga diperkaya dengan isoflavone yang terbukti dapat membantu mencegah osteoporosis dan meredakan gejala menopause (hot flushes) pada wanita. Osteopor mengandung kalsium dalam bentuk kalsium fosfat - jenis kalsium yang terdapat pada susu sapi sebagai sumber kalsium dan fosfor. Kalsium fosfat lebih ramah di pencernaan dibanding kalsium karbonat.
Osteopor dari Combiphar (doc.pri) |
Osteopor hadir dalam bentuk kapsul yang lebih mudah & nyaman ditelan dibandingkan mayoritas suplemen kalsium yang berbentuk kaplet keras. Jadi yuk cegah osteoporosis mulai dari sekarang. Dengan memperbaiki gaya hidup dan mencukupi kebutuhan kalsium serta vitamin D harian sebagai langkah pencegahan.
Mari melakukan investasi kalsium dan vitamin D sejak dini untuk memaksimalkan puncak massa tulang, demi kehidupan yang mandiri dan sehat di masa datang
Menginjak usia di atas 25 ini aku mulai aware akan kesehatan tulang jgn sampai terkena osteoporosis, noted nih buat suplemennya
BalasHapusBetul mb, mumpung muda, harus banyak nabung kalsium..
HapusLengkap banget sih informasi osteophorosis, berguna banget buat nambahin info dan juga buat jaga jaga pencegahan dong, supaya ngga panik kalau ada gejala
BalasHapusBetul, bisa lebih aware dg kindisi tubuh..
HapusNAh point kurang aktivitas fisik itu bikin jleb juga buat aku kak. rasanya lagi mager banget deh. PAdaal usia udah 30++ juga ini, harus lebih giat menjaga tubuh ya.
BalasHapusIya, padahal cara mudah nenjaga tulang itu dengan aktif bergerak.
HapusWah thanks for sharingnya Mbak. Jadi dapat informasi yang cukup lengkap mengenai osteoporosis. Memang ya sebelum tua kita harus aware dengan kesehatan tubuh termasuk dengan mengonsumsi suplemen atau vitamin yang bagus buat tulang kuat
BalasHapusBetul mb, biar ketika tua tinggal menikmati...
Hapusnah kan saya ini sekarang ini tumbenan lutut pegel pegel bangt padahal ga jual, semoga bukan osteoporosis
BalasHapusNggak semua pegal tanda osteoporosis kok. Yang penting rajin olah raga dan perbanyak asupan kalsium
HapusMemang gaya hidup ini berdampak ke.banyak hal termasuk jg osteoporosis ya, sejak muda mmg penting bgt biar nggak abai sama kesehatan diri sendiri jg kebutuhan nutrisi utk tulang. Br lihat produk Osteopor, ini bs bantu anggota keluarga utk cegah osteoporosis ya
BalasHapusBetul, hidup sehat dan rajin olah raga. Itu kunci..
Hapusah makasih sharingnya mbak...
BalasHapussekarang sy jadi makin sadar untuk menjaga kesehatn tulang
Sama2, smg bermanfaat
Hapus