Kepercayaan seseorang terhadap suatu berita, memang tergantung beberapa hal. Yang bila tidak hati-hati akan membuat kita mudah termakan berita bohong atau hoaks.
Hal-hal tersebut diantaranya adalah terlalu mengagungkan atau membenci orang, anggapan kelompok seberang tidak layak untuk dipercaya, anggapan sering muncul di lini masa sama dengan benar, dan adanya bias perasaan.
Padahal di era serba digital seperti sekarang, di mana gelombang arus informasi sedemikian derasnya, kemampuan untuk mensortir berita dan bersikap kritis terhadap informasi yang kita terima harus kita punya. Agar kita tidak percaya hoaks dan menjadi penyebar berita yang belum tentu kebenarannya.
Saat ini di mana kita tengah menghadapi masalah pandemi, hoaks mengenai masalah kesehatan juga banyak terjadi. Hoaks tentang kesehatan tentu berbahaya sekali. Karena kesehatan berkaitan langsung dengan nyawa manusia.
contoh hoaks tentang kesehatan (sumber : workshop Tempo) |
Kembali ke foto yang saya tampilkan di atas. Meskipun
kelihatannya meyakinkan, tapi jika kita cermati sebenarnya ada yang janggal
dari foto tersebut.
Seorang tokoh yang dikabarkan tengah kritis akibat penyakit covid, dan sedang didoakan oleh para kyai yang mendampinya. Apa yang aneh? Ya kedua kyai yang mendampingi terlihat tidak mengenakan baju APD. Sehingga bisa dipastikan jika foto yang disajikan adalah hasil editan, dan narasinya hoaks semata.
Untuk dapat mengidentifikasi kebenaran berbagai berita yang marak tersebar di sekitar kita baik itu melalui media online maupun media sosial memang tidak mudah. Kita perlu membekali diri dengan pengetahuan untuk dapat mengecek fakta yang sesungguhnya dari informasi atau berita yang kita terima. Tidak bisa langsung percaya begitu saja.
Tentang Workshop Cek Fakta Kesehatan
Workshop Cek Fakta Kesehatan merupakan kegiatan dari program Fellowship Global Health yang diselenggarakan oleh Cek Fakta Tempo bermitra dengan Facebook. Pelatihan yang berlangsung selama 2 hari ini akan membekali peserta dengan pengetahuan baik teori maupun praktik tentang bagaimana cara memverifikasi kebenaran suatu berita dengan menggunakan beberapa tools.
Melawan Mis/Disinformasi dan Malinformasi
Berita bohong yang beredar di sekitar kita ada beberapa
kategori. Ada misinformasi, disinformasi, dan malinformasi. Kita harus paham dan
bisa membedakan ketiganya.
Misinformasi adalah berita tidak benar namun orang yang menerima dan menyebarkannya beranggapan bahwa informasi tersebut benar dan dapat dipercaya.
Tidak ada niat buruk dari orang yang menyebarkannya, selain keinginan untuk berbagai informasi yang dirasa bermanfaat untuk yang orang lain juga.
Disinformasi adalah informasi yang tidak benar namun sengaja dibuat oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dengan tujuan tidak baik.
Seperti untuk membohongi atau mempengaruhi masyarakat, bisa juga mengarah kepada fitnah untuk memperoleh keuntungan dari situasi tersebut.
Malinformasi adalah informasi yang memiliki unsur kebenaran, namun disalahgunakan. Sehingga berakibat merugikan pihak lain.
Berbagai ujaran kebencian, diskriminasi, maupun pelanggaran data pribadi, adalah contoh bentuk dari malinformasi.
Jenis Misinformasi dan Disinformasi
1. Satire
2. Konten menyesatkan (misleding)
3. Konten aspal
4. Konten Pabrikasi
5. Konten nggak nyambung
6. Konteksnya salah
7. Konten manipulative
Cara Mengecek Kebenaran Suatu Berita
Identifikasi situs penyebar berita
Cek alamat situs
Cek perusahaan media di Dewan Pers
Perhatikan detil visual
Perhatikan iklan
Perhatikan ciri atau pakem media
Cek About Us
Waspadai judul sensasional
Cek Situs Mainstream
Cek keaslian berita
Penting Cek Foto dan Video
Cara cek foto
Caranya foto yang akan kita cek kita unggah (kita juga bisa memasukkan url dari gambar) dan kita lihat hasil yang ada di sana. Selanjutnya cari unggahan yang paling awal dan baca keterangan yang ada di sana. Apakah sama dan relevan dengan berita yang disampaikan.
Cara cek video
Dapat juga kita kita mengcapture gambar pada video dan menggunakan bantuan reverse image tools untuk mencari sumber awal dari video. Kemudian cocokkan, apakah sesuai dengan narasi yang menyertai video.
Selain itu kita juga dapat melihat ciri khusus yang tampak pada video. Seperti nama gedung, toko, bentuk bangunan, plat kendaraan, nama jalan, tugu atau monument, maupun bentuk jalan. Kemudian kita cari di mesin pencari untuk mencari tahu lokasi dari foto tersebut, dan cocokkan dengan narasi yang disampaikan.
Apakah sesuai atau tidak. Yang terpenting kita harus menonton video dengan jeli dan teliti agar menemukan petunjuk detilnya.
Untuk meng-capture gambar pada video, bisa kita lakukan secara manual atau dengan menggunakan tools seperti invid. Invid ini memiliki beberapa keunggulan. Diantaranya memiliki fitur fragmentasi video sekaligus reserve image tools. Invid juga dapat memfragmentasi video dari seluruh tautan media sosial dan fiel local. Dilengkapi pula dengan fitur untuk memeriksa meta data dan forensik foto.
Mengatasi Hoax Kesehatan Selama Pandemi
Selama pandemi ini, banyak sekali informasi yang beredar di masyarakat. Mulai di grup whatsapp hingga di media sosial. Isinya macam-macam. Dari cara pengobatan covid yang bisa dilakukan sendiri, hingga anggapan kalau covid adalah penyakit yang tidak berbahaya. Bahkan sebenarnya penyakit itu tidak ada.
Informasi yang banyak dan beragam yang membuat kita bingung untuk membedakan mana yang benar dan mana yang tidak inilah yang diistilahkan dengan infodemik. Untuk melawan infodemik ini, platform digital harus dibuat lebih akuntabel, mis/disinformasi dapat dilacak dan diverifikasi, serta kemampuan literasi digital masyarakat harus ditingkatkan.
Diantaranya dengan mengetahui tata cara cek fakta seperti yang sudah saya ceritakan sebelumnya. Menurut survey dari BPS tahun 2020, sumber informasi yang banyak diakses masyarakat berkaitan tentang covid adalah melalui media sosial, televisi, dan juga whatsapp.
Mis/disinformasi kesehatan jika tidak diluruskan dapat berdampak pada kebingungan dan kepanikan masyarakat, ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah, otoritas kesehatan, dan ilmu pengetahuan.
Serta dapat menyebabkan demotivasi untuk mengikuti perilaku protektif yang dianjurkan, dan sikap apatis yang memiliki konsekwensi besar. Karena berkaitan dengan kualitas hidup masyarakat yang sangat membahayakan bagi kesehatan bahkan berisiko menimbulkan kematian.
tahapan untuk cek fakta kesehatan |
Untuk cek fakta kesehatan sendiri, beberapa langkah yang kita lakukan adalah :
Cek sumber aslinya
Jangan hanya baca judul berita
Cek tanggalnya
Cek bukti pendukung lainnya
sumber referensi informasi kesehatan (doc.pri) |
Karena masalah kesehatan bukan masalah remeh, maka sudah selayaknya kita berhati-hati ketika menerimanya. Cek dulu kebenarannya, lakukan cek mandiri semampu yang kita bisa. Jika ternyata masih ragu, tanyakan kepada yang lebih paham atau minimal cek melalui organisasi pemeriksa fakta yang ada.
Yuk, saring sebelum sharing. Mari bijak ketika menerima sebuah berita, untuk kebaikan kita bersama.
Mantap nih kak. Ilmu baru untuk cek hoax. Kadang aku nunggu temen ada yang klarifikasi itu hoax atau bukan hehehe
BalasHapusNah ini saat ini bnyak sekali berita hoax di media ya. Beruntung sekali bisa mengikuti workshop cek kesehatan selama 2 hari. Kita juga jadi tahu foto mana yang pertama diunggah di internet. Biasanya orang yang ga bertanggung jawab main asal comot foto dengan narasi yang diubah
BalasHapusSekarang banyak banget berita hoax yang beredar. Apalagi di WAG keluarga. Mau debat, takut dicoret dari KK, hahahaha.... Makasih lho ilmunya, saya jadi tau ternyata begitu toh cara cek fakta kesehatan yang real. Makasih ilmunya ya... Superb
BalasHapusSedihnya tu kalo ada yang baru baca judul ehhh langsung dishare. Padahal ketika dibaca, antara judul dan isi ternyata enggak nyambung. Sekarang memang harus pandai-pandai memilih dan memilah berita-berita yang bertebaran.
BalasHapusJaman now kudu bijak ya kalau menerima pesan2 atau berita. Kudu cek dan ricek supaya tahu kabar tersebut hoax atau bukan. Nice artikel MB...makasih ya dah diingatkan..
BalasHapusiya nih.. kerasa banget yaa kak sekarang ini kita ga cuma ngehadepin pandemi tetapi juga gelombang hoax. sedih rasanyaa.. semoga aja tulisan kakak ini bisa lebih banyak dibaca orang agar banyak yang bisa mengecek fakta pada berita dan pesan berantai tentang kesehatan
BalasHapus