pentingnya asuransi jiwa syariah (design by : canva) |
"Setiap yang bernyawa akan merasakan mati." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 185).
Ayat tersebut menjadi pengingat bahwa kematian sudah pasti datang. Hanya kita tidak pernah tahu kapan saatnya. Ada yang meninggal saat usianya masih muda, ada pula yang meninggal di usia senja.
Beberapa tahun yang lalu, seorang kerabat meninggal dunia di usia yang relatif masih muda akibat kecelakaan lalu-lintas. Istri yang ditinggalkannya pun baru berusia sekitar 27 tahun dan tengah mengandung.
Tidak bisa saya bayangkan bagaimana hancurnya perasaan istrinya saat itu. Harus kehilangan belahan jiwa secara mendadak dan mempunyai tanggung jawab untuk membesarkan dan mendidik buah hatinya seorang diri.
Untungnya kerabat saya itu adalah pegawai negeri dan istrinya juga bekerja. Jadi meskipun harus kehilangan kepala rumah tangga sang pencari nafkah utama, namun masih ada dana pensiun yang bisa diterima. Sehingga secara finansial masih ada sumber pemasukan.
Namun tidak semua "seberuntung" itu. Banyak kejadian seorang istri yang ditinggal pergi selama-lamanya oleh suami tanpa ada dana pensiun atau warisan yang cukup untuk melanjutkan hidupnya. Ibarat sebuah kapal yang kehilangan nakoda, laju kapal yang dijalankan pasti terasa sulit dan berat.
Berkaca dari hal tersebut, maka saya tidak heran sewaktu Aliyah Natasya seorang Financial Advisor yang hadir sebagai salah satu pembicara dalam blogger gathering yang diadakan Prudential bersama Komunitas Emak blogger (KEB) hari selasa, 26 Oktober 2021 lalu mengatakan, "Jika dibuat skala prioritas, maka asuransi yang pertama kali harus diambil adalah asuransi jiwa. Baru kemudian asuransi kesehatan, dan disusul asuransi lainnya."
webinar literasi keuangan dan asuransi KEB & Prudential (doc.pri) |
Banyak ilmu yang saya dapatkan dari acara Blogger Gathering yang mengambil tema "Membangun Keluarga yang Tangguh Secara Finansial Melalui Asuransi” yang diselenggarakan dalam rangka peringatan Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2021 ini. Agar lebih runut akan saya tulis secara rinci dalam artikel berikut ini.
Perempuan dan Literasi Keuangan
Acara Blogger Gathering yang dikemas dalam webinar ini berlangsung dengan semarak. Dengan dipandu Mak Elly Nurul (Ketua KEB) sebagai MC dan dihadiri tiga orang pembicara yang kompeten di bidangnya. Yakni Bapak Luskito Hambali, selaku Chief Marketing and Communications Officer Prudential Indonesia, Bapak Bondan Margono selaku Head of Sharia Strategic Development Prudential Indonesia, dan Aliyah Natasya seorang Financial Advisor.
Mengawali sessi webinar, Bapak Luskito Hambali yang biasa disapa Pak Kiki mengatakan "Prudential memiliki visi membantu masyarakat untuk hidup lebih baik melalui asuransi yang terjangkau."
Untuk mewujudkannya, Prudential Indonesia melakukan berbagai inisiatif untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat mengenai pentingnya asuransi. Salah satunya dengan memberikan edukasi tentang pentingnya literasi keuangan dan literasi asuransi untuk para perempuan.
Luskito Hambali, Chief Marketing and Communications Officer Prudential Indonesia (doc.pri) |
Kenapa perempuan? Karena kebanyakan perempuan adalah pengelola keuangan keluarga dan menjadi pengambil keputusan mengenai masalah finansial. Sebanyak 85% aktivitas belanja keluarga, baik belanja bulanan maupun keputusan pembelian kebutuhan keluarga lainnya, diatur oleh seorang istri atau ibu di rumah.
Namun sayangnya 50% istri atau ibu tersebut tidak merasa yakin terhadap keputusan finansial yang diambil. Bahkan 62% menyatakan kebingungan saat harus mengarahkan rencana finansial jangka panjang keluarga.
Para perempuan ini membutuhkan bantuan informasi yang sesuai dengan profil keluarga mereka agar dapat mengambil keputusan finansial yang tepat. Hal ini memang tidak mengherankan, karena faktanya indeks literasi keuangan di Indonesia masih rendah.
Menurut data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 2019, indeks literasi keuangan Indonesia baru mencapai 38,03%. Yang jika dirinci berdasarkan gender, tingkat literasi keuangan laki-laki sebesar 39,94%, sedangkan perempuan hanya sebesar 36,13%.
Sehingga Prudential merasa perlu untuk turut andil mendorong literasi keuangan dan literasi asuransi jiwa syariah bagi para perempuan. Agar para perempuan mendapatkan wawasan untuk mengatur finansial rumah tangga, serta mempelajari cara yang paling sesuai untuk mengelola cash flow dan mengatur alokasi pendapatan termasuk untuk perlindungan asuransi yang berbasis syariah.
Asuransi Jiwa Syariah, Perlindungan Yang Menenangkan
Dalam hidup, kita selalu dihadapkan dengan berbagai risiko. Dan ada berbagai cara orang dalam menghadapi risiko. Mengenai hal ini Bapak Bondan Margono, selaku Head of Sharia stategic Development Prudential Indonesia menjelaskan, "Ada yang memilih menghindari risiko, meminimalisir risiko, berbagi risiko, mengalihkan risiko, dan menerima risiko."
cara menghadapi risiko (sumber : materi webinar) |
Menurut Pak Bondan, asuransi sejatinya adalah salah satu strategi yang kita lakukan untuk me-manage risiko. Di mana asuransi akan memberi berbagai manfaat, seperti untuk perlindungan pendapatan, dana darurat, proteksi kesehatan, warisan, dan lain-lain.
Perbedaan Asuransi Syariah dan Konvensional
Situasi pandemi yang penuh ketidakpastian membuat kesadaran akan pentingnya proteksi menunjukkan peningkatan. Berdasar survey yang dilakukan oleh Prudential di tahun 2020, dengan mengambil 5000 responden di kota-kota besar, minat masyarakat untuk mengikuti asuransi syariah sebesar 58% (meningkat dari 46% di survey sebelumnya). Dari angka tersebut, 44% diantaranya adalah generasi milenial.
Dibandingkan asuransi konvensional, asuransi syariah memang dirasa lebih membuat nyaman. Karena prinsip yang digunakan sesuai dengan kaidah ajaran Islam, yang menjadi agama yang dianut mayoritas masyarakat Indonesia.
alasan memilih asuransi syariah (sumber : materi webinar) |
Meskipun demikian, asuransi syariah tidak cuma bisa diikuti oleh muslim saja. Yang bukan muslim pun boleh menjadi peserta. Karena prinsip dari asuransi syariah adalah tolong menolong. Di mana dalam hal ini terdapat kesepakatan antara beberapa orang untuk hibah investasi yang dikumpulkan dalam bentuk dana tabbaru'.
Dana ini kemudian dikelola oleh perusahaan asuransi yang bertindak sebagai operator. Sehingga atas jasa dari pengelolaan dana tersebut, pihak perusahaan asuransi akan memperoleh upah atau ujrah.
Jika dibandingkan, perbedaan asuransi syariah dan konvensional diantaranya adalah pada asuransi konvensional, akad yang terjadi adalah jual beli antara nasabah dengan pihak perusahaan asuransi. Dalam hal ini terjadi pengalihan risiko dari nasabah ke perusahaan asuransi jika hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.
Sedangkan pada asuransi syariah, akad yang terjadi ada 2. Yaitu akad antar peserta adalah hibah iuran tabbaru'. Sedangkan antara kumpulan peserta dengan pihak perusahaan asuransi adalah wakalah bil ujrah. Sehingga pada asuransi syariah prinsip yang digunakan adalah berbagi risiko.
Selain itu pada asuransi syariah terdapat 3 transaksi yang dihindari yaitu :
1. Gharar, yakni kondisi ketidakjelasan yang tidak diperbolehkan terjadi dalam akad jual beli. Yang dimaksud di sini adalah ketidakjelasan kapan uang pertanggungan dibayarkan.
2. Riba, yakni adanya tambahan yang terjadi pada transaksi hutang atau jual beli yang tidak diperbolehkan.
3. Maysir, yaitu taruhan atau judi, yang menempatkan keuntungan salah satu pihak dan menjadi kerugian pihak lain.
Secara lebih rinci perbedaan asuransi syariah dan konvensional, dapat dilihat di tabel berikut :
perbedaan asuransi syariah dan konvensional (sumber : materi webinar) |
Pentingnya Pengelolaan Keuangan Keluarga
Di sessi ketiga Aliya Natasya memberi materi tentang pentingnya pengelolaan keuangan keluarga. Dia mengingatkan, selama ini banyak masyarakat kita yang masih percaya pada 3 mitos keuangan berikut ini :
Anggapan ini keliru, berapapun jumlah penghasilan kita, jika tidak dikelola dengan benar akan mencelakakan.
2. Berinvestasi ketika uang sudah banyak dan mencapai hal-hal tertentu
Pandangan ini jelas keliru. Semakin dini kita berinvestasi akan semakin baik, karena semakin banyak waktu untuk membuat uang bertumbuh.
3. Mengelola uang pribadi adalah hal yang sulit
Ini juga tidak benar, karena hidup akan lebih sulit dan penuh penyesalan jika tidak dari sekarang uang yang kita punya kita kelola.
Tahap Untuk Mengelola Keuangan Keluarga
Untuk bisa mengelola keuangan keluarga, kita harus melakukan budgeting terlebih dahulu. Tanpa budgeting kita tidak akan bisa mengelola keuangan kita. Budgeting adalah estimasi pemasukan dan pengeluaran selama periode waktu tertentu untuk menjaga keuangan agar tetap stabil.
Kita bisa melakukannya secara mingguan atau bulanan. Baru setelah itu kita bisa melakukan pengalokasian dana yang kita miliki dengan prosentase seperti di bawah ini :
- Untuk belanja : 60%
- Proteksi : 10%
- Self reward : 10%
- Investasi : 15 %
- Dana sosial : 5%
tahapan dalam pengelolaan keuangan (sumber : materi webinar) |
Langkah-langkah dalam mengambil asuransi
Sebelum memutuskan untuk mengambil asuransi, penting untuk tahu kondisi finansial kita. Agar kita tahu batas kemampuan kita. Lebih jauh Aliya Natasya juga berpesan dalam mengambil asuransi jangan tergesa-gesa.
Pahami dulu syarat dan ketentuannya agar mudah melakukan klaim. Karena asuransi itu ibarat kontrak yang harus dipatuhi kedua belah pihak.
Untuk pilihan produk asuransi yang diprioritaskan, Aliya Natasya menganjurkan mengambil asuransi jiwa, kemudian asuransi kesehatan, baru kemudian asuransi lainnya.
Asuransi jiwa penting untuk melindungi keluarga jika hal-hal yang tidak diinginkan terjadi pada pencari nafkah utama. Mengambil asuransi jiwa bukan berarti kita mendoakan kepala keluarga celaka. Asuransi ini hanya sebagai antisipasi saja.
Tahapan dalam mengambil asuransi (sumber : materi webinar) |
Karena kembali lagi, jodoh, rejeki, dan ajal, sudah ditentukan. Tugas kita hanya mempersiapkan. Untuk pilihan apakah asuransi syariah atau konvensional, itu balik lagi ke kemantapan hati. Kalau saya sih, pilih yang syariah, karena secara agama juga diperbolehkan.
Kalau ada anggapan asuransi syariah itu mahal, hal ini tergantung fasilitas proteksi yang kita dapatkan. Karena ada kok produk asuransi syariah digital di Prudential yang khusus proteksi jiwa. Biaya premi per bulan hanya sekitar Rp 8.000,- saja. Bahkan jika dibayar per tahun jatuhnya hanya Rp. 5000,- per bulan.
Jadi kita bisa ambil sesuai kebutuhan dan kemampuan, dengan jangka waktu yang fleksibel. Untuk nanti kita evaluasi dan perbaharui sesuai kondisi terkini. Jadi yuk tunggu apa lagi, lengkapi proteksi ekonomi keluarga dengan asuransi jiwa syariah dari Prudential.
Untuk informasi lebih rinci tentang produk asuransi syariah yang ditawarkan, teman-teman bisa baca-baca di website Prudential. Semoga informasi ini bermanfaat yaa..
Kesadaran berasuransi sama dengan kesadaran memberikan nilai untuk diri sendiri 😍👍
BalasHapusbetul, sebagai proteksi ya mbak, jika sesuatu yang tidak kita inginkan terjadi
HapusTernyata prudential ada asuransi jiwa ya kak? Karena masih belum faham tentang asuransi hhehee. Jadi masih perlu banyak belajar juga nih.
BalasHapusiya ada, produk asuransi dari Prudential lengkap mbak..
HapusAsuransi memang jadi kebutuhan primer sih ya kalau dipikirkan, karena bisa menjadi tabungan jangka panjang. Maka penting untuk memasukkan asuransi ke dalam pos kelola keuangan
BalasHapusbetul, karena kita nggak pernah tahu ke depannya seperti apa..
HapusNggak ada yang bisa menerka atau menebak masa depan seseorang seperti apa. Makanya penting banget mengelola keuangan dan juga ikutan asuransi jiwa syariah untuk mengantisipasi hal-hal yang nggak diinginkan di masa mendatang.
BalasHapusiya, yang bisa kita lakukan hanyalah berupaya meminimalkan risiko
HapusNah iya. aku sangat setuju kak. Penting banget saat ini cermat memilih asuransi yang tepat dan berbasis syariah. Karena tentunya lebih nyaman.
BalasHapusKematian itu pasti. Kondisi kita dan keluarga yang ditinggalkan itu yang bisa disiapkan, ya
BalasHapusbenar banget ya Mbak, kalau dari sekarangg udah persiapkan diri dengan kematian baiknya juga dilengkapi dengan menyiapkan bekal untuk keluarga yang ditinggal juga ya.
Hapuswah murah banget jika dihitung perbulannya preminya murah banget.sy setuju sih dengan asuransi yg murni tanpa embel embel investasi
BalasHapuswah senangnya ya bisa ikutan acara webinar ini, pastinya dapat ilmu yang bermanfaat soal asuransi, kebetulan saya sedang belajar juga soal ini, wah sayangnya ga bisa ikutan niy
BalasHapusada yang syariah juga ya.. jadi ga perlu khawatir lagi..
BalasHapusMemiliki asuransi jiwa adalah sebuah wujud perlindungan kita terhadap keluarga ya mbak
BalasHapusbukti cinta bagi keluarga
Saya pun prefer asuransi syariah, Mbak .... mencari yang sesuai dulu. Karena memang sesuai dengan Islam ya.
BalasHapusApalagi, sejak pandemi, berita kematian datang bertubi2
BalasHapusFix sih, setiap orang butuh ber-asuransi
Asuransi jiwa emang penting banget..apalagi yang syariah..semakin dibutuhkan oleh masyarakat..Ditambah lagi preminya yang sangat terjangkau ya..
BalasHapusAsuransi sangat penting sebagai proteksi karena kita gak pernah tahu apa yang akan terjadi nanti yah. Untunglah di Prudential ada asuransi syariah yah jadi kan berasa lebih tentram kitanya yaaah
BalasHapusinvestasi iya bisa kapan aja ga perlu uang banyak tp yg penting utang beres, trus dana darurat udah ada biar makin aman sih
BalasHapusMantap infonya, kak. Detail dan sangat berguna untuk memahami pentingnya asuransi. Ditunggu share2 selanjutnya yaa...
BalasHapusIya adik saya meninggal karena sakit, ternyata dia ikut asuransi jiwa dan banyak asuransi lainnya, penerima manfaatnya adalah ibuku, ya Allah dia persiapkan semuanya untuk ibu dan ayahku hingga akhir hayatnya semoga jadi ladang pahala buat adik aamiin
BalasHapusSekarang semakin banyak layanan asuransi berbasis syariah. Bisa jadi pilihan tepat untuk keluarga muslim di Indonesia
BalasHapusAlhamdulillah ya mbak, sekarang asuransi syariah juga banyak pilihannya juga ya, bisa jiwa, kesehatan, pendidikan, apalagi dengan biaya yang murah banget akan mengcover kebutuhan asuransi keluarga dengan kondisi keuangan pas-pasan
BalasHapusSebelum memutuskan untuk mengambil asuransi, kita memang sebaiknya melihat dulu kondisi finansial kita mampu di yang mana. Selain itu, jangan tergesa-gesa, harus paham bener produk yang kita ambil tersebut.
BalasHapusbener banget, mbak. selama ini memang stereotipenya yang mengatur keuangan keluarga itu pihak istri ya jadi memang penting banget nih buat perempuan melek finansial
BalasHapusAku sekarang belajar dari pengalaman pahit dulu, jadi semangat dan harus kali ini bikin asuransi deh. Semakin faham, kalau asuransi itu sangat perlu yah.
BalasHapus