pentingnya mengenali inner child (desain by canva) |
Pandemi adalah masa yang berat untuk semua. Tidak hanya menyangkut masalah ekonomi, tapi semua sisi terkena dampaknya. Termasuk masalah mental juga. Banyak yang tertekan karena situasi pandemi ini. Dan ini tentu men-trigger banyak emosi.
Apalagi jika memang sedari awal ada masalah di dalam diri, yang membuat kita mudah tersulut emosi. Salah satu hal yang membuat kita mudah tersulut emosi dan susah mengendalikan diri adalah adanya wounded inner child (inner child yang terluka) yang ada dalam diri kita yang mungkin tidak kita sadari.
Lantas apakah inner child itu? Dalam parade webinar bertajuk "Inner child Healing Therapy" yang diselenggarakan oleh Ruang Pulih bekerja sama dengan komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis dan SEO Moms Community, saya banyak mendapatkan jawabannya. Webinar ini membahas tentang pentingnya kesehatan mental untuk hidup lebih berkualitas.
Webinar Inner Child (sumber : Ruang Pulih) |
Rangkaian acara webinar ini diselenggarakan dalam rangka peluncuran buku "Luka Performa Bahagia, Mengenali Inner Child, Menemukan Jati Diri" yang ditulis oleh Intan Maria Lie seorang praktisi psikologi dan founder dari ruang pulih, bersama Adi Prayuda, seorang pemandu di Santhosa Emotional Healing Center dan Chief Mindfulness Officer PT Inspira Kreasi Nusantara.
Webinar berlangsung selama 5 sessi, yang diadakan seminggu sekali dari tanggal 15 Agustus hingga 12 September 2021. Banyak insight positif yang saya dapatkan setelah mengikuti rangkaian webinar ini. Agar lebih runut, saya akan bagikan ke dalam artikel secara berseri.
Mengenali Inner Child dan Menemukan Jati Diri
Dalam Parade Inner child healing yang pertama, yang digelar pada tanggal 15 Agustus 2021 dibahas tentang mengenali inner child dan menemukan jati diri. Nara sumber yang dihadirkan dalam webinar ini adalah dr. I Gusti Rai Wiguna, Sp.Kj, Psikiater dan Adji Santosaputra seorang praktisi mindfulness.
Dalam paparannya, dr. Rai selaku nara sumber pertama menyampaikan, Inner child berkaitan dengan masa lalu yang kita alami. Hal ini biasanya berkaitan dengan pola asuh atau pengalaman masa kecil yang membekas pada diri kita.
dr. Rai Wiguna, Sp. Kj. Psikiater (sumber : Ruang Pulih) |
Inner child ini ada dua, happy inner child dan wounded inner child. Wounded inner child ini dapat berupa pengabaian, kekerasan secara fisik maupun verbal, dan lain-lain. Idealnya, masa kecil dilalui dengan suka cita. Namun ada berbagai kondisi yang membuat hal tersebut tidak ideal. Sehingga masa kecil seseorang banyak meninggalkan luka atau trauma.
Jika dibiarkan wounded inner child ini akan memberi efek di kehidupan saat dewasa. Bisa jadi pola asuh yang tidak pas dari orang tua, akan kita terapkan pula ke anak-anak kita. Dan akan menjadi sebuah lingkaran persoalan yang tidak ada habisnya.
Dr. Rai menegaskan, jika kita memiliki wounded inner child, maka yang perlu kita lakukan adalah reparenting terhadap diri sendiri untuk menyembuhkan luka batin yang kita alami. Jika rasa sakit masih kita rasakan, berarti ada pesan yang belum kita terima. Sehingga kita perlu membuka diri untuk merasakan sakit dan menangkap pesan yang ada.
Untuk dapat melakukannya kita tidak bisa berjalan sendirian. Kita butuh panduan untuk menunjukkan dan menemukan jalan. Salah satu panduan yang bisa kita gunakan adalah melalui buku Luka Performa Bahagia yang nanti gambaran isinya akan saya ceritakan juga di tulisan ini.
Proses penyembuhan luka adalah sebuah perjalanan yang butuh kemantapan, maka kita jangan berfokus pada lamanya proses. Namun kita ikuti saja prosesnya. Karena waktu dan proses yang dibutuhkan masing-masing orang menuju penyembuhan itu berbeda-beda. Tidak bisa dibandingkan.
Sedangkan Adji Santosaputra menjelaskan, inner child berkaitan dengan pengalaman masa kecil. Masalah akan muncul di kemudian hari, jika pada tahapan usia tertentu ada sesuatu yang tidak terpenuhi.
Adjie Santosaputra (sumber : webinar Ruang Pulih) |
Seperti dinyatakan dalam teori perkembangan psikososial oleh Erik Erikson. Di mana Aspek psikososial adalah faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak hingga usia lanjut. Tentang inner child ini, Adji Santosaputra menekankan, perlu kesadaran bahwa kejadian itu semua nyata, tapi sudah menjadi masa lalu.
Teori Psikososial Erik Erikson (sumber : Webinar Ruang Pulih) |
Tidak ada orang tua yang tidak ingin anaknya bahagia. Namun situasi dan kondisi yang memaksa sehingga menjadikan harus ada luka pada diri kita. Kesadaran ini harus kita miliki, agar kita tidak menyalahkan orang tua atas apa yang terjadi pada diri kita.
Yang penting kita harus belajar agar punya keterampilan untuk menghadapi masa lalu. Sehingga di masa kini kita tahu apa yang harus kita lakukan untuk menghadapi kenangan masa lalu yang masih mengganggu kita
Karena kenangan masa lalu, baik itu manis atau pahit hanyalah sebuah kenangan. Sehingga idealnya itu tidak mempengaruhi hidup kita sekarang secara negatif.
Tentang Buku Luka Performa Bahagia
Buku yang ditulis oleh Intan Maria Lie dan Adi Prayuda ini berisikan sebuah perjalanan yang dilalui para penulis untuk menyembuhkan luka batin yang dialami akibat kenangan masa kecilnya.
Selama ini yang susah untuk dilakukan adalah move on dari perasaan-perasaan sedih, tidak bahagia, dan sejenisnya. Dan jika dibiarkan berlarut-larut ini menjadikan kita susah untuk bahagia dan senang menyalahkan keadaan.
Orang-orang di sekeliling kita terutama ini anak dan juga pasangan yang akan terkena dampaknya. Sehingga kebahagiaan dan ketenangan hidup seolah sulit untuk kita dapatkan.
Buku Luka Performa Bahagia (doc.pri) |
Buku Luka Performa Bahagia ini akan memandu kita untuk mau mengenali, mengakui, kemudian menerima berbagai emosi dan luka, yang ada pada diri kita karena inner child. Mengakui dan menyadari bahwa kita memang sedang tidak baik-baik saja.
Kemudian melakukan tahap demi tahap proses menuju penyembuhan. Karena sesungguhnya semua pilihan ada di tangan kita. Buku ini juga akan membawa kita untuk mengenali diri kita sebaik-baiknya. Dan membuat kita menjadi manusia yang memiliki kecerdasan emosi dan pribadi yang memiliki kemantapan jiwa.
Sehingga kita bisa hidup di saat ini, sadar dan menerima masa lalu, serta tangguh dan optimis mempersiapkan masa depan. Pemahaman tentang inner child ini sangat bagus dimiliki para calon orang tua. Agar ke depannya lebih bisa melakukan pengasuhan terhadap anak-anak mereka.
Di artikel saya berikutnya saya akan bagikan juga pengalaman saya berproses mengenali inner child saya bersama buku Luka Performa Bahagia. Jika teman-teman penasaran dengan isi buku "Luka Performa Bahagia" dan segera ingin membacanya, teman-teman bisa memperoleh bukunya melalui instagram Ruang Pulih.
Teman-teman juga dapat melihat tayangan ulang dari parade webinar tentang inner child di channel YouTube Ruang Pulih. Melalui tayangan tersebut, teman-teman akan memperoleh banyak hal bermanfaat dan insight positif, sambil menikmati proses bersama Buku Luka Performa Bahagia.
Semoga tulisan saya ini bermanfaat...
Posting Komentar
Posting Komentar