Para narasumber Webinar Cegah Stunting Selalu Penting (doc.pri) |
Setiap tanggal 25 Januari kita memperingati Hari Gizi Nasional (HGN). Penetapan tanggal tersebut dilatarbelakangi oleh sejarah didirikannya Sekolah Djuru Penerang Makanan (SDPM) oleh Prof. Poorwo Soedarmo selaku kepala Lembaga Makanan Rakyat (LMR) pada tanggal 25 Januari 1951.
Sejak saat itu pendidikan untuk menyiapkan tenaga gizi berkembang dengan pesat. Banyak perguruan tinggi yang membuka studi di bidang ini. Sehingga kemudian disepakati tanggal 25 Januari diperingati sebagai Hari Gizi Nasional. Di mana peringatan pertama kali dilakukan pada tahun 1960.
Peringatan itu sendiri dimaksudkan sebagai bentuk kesadaran bersama mengenai pentingnya mencukupi kebutuhan gizi untuk mendukung pertumbuhan dan kesehatan tubuh.
Tema Peringatan HGN Ke-62
Banyak paparan menarik dari narasumber terkait upaya mengatasi masalah stunting di Indonesia. Yang akan membuka wawasan kita mengenai pentingnya kerjasama untuk mengatasi stunting.
Webinar "Mencegah Stunting Selalu Penting"
Ibu Dhian Dipo (doc.pri) |
data stunting tahun 2021 (sumber : Kemenkes RI) |
Hal senada juga disampaikan oleh Ibu Ida Gunadi Sadikin yang berkesempatan membuka acara webinar. Ibu Ida juga merasa prihatin dengan masih tingginya kasus stunting di Indonesia. Di mana Indonesia menduduki peringkat 4 besar di Asean di bawah negara Laos, Kamboja, dan Filipina.
Ibu Ida Gunadi Sadikin (Doc.pri) |
Sehingga sampai saat ini Indonesia masih terus berupaya untuk mengatasi masalah stunting. Karena dampak stunting sangat merugikan bagi tumbuh kembang anak. Dimana anak akan mengalami gagal tumbuh, gangguan perkembangan kognitif, dan gangguan metabolisme tubuh.
dampak stunting (sumber : Kemenkes RI) |
Lebih lanjut disampaikan pula beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah stunting. Diantaranya melalui pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri, memastikan ibu hamil cukup nutrisi, pemberian asi eksklusif hingga 6 bulan, pemberian makanan pendamping asi sesuai ketentuan, dan pemberian Asi yang dilanjutkan hingga usia 2 tahun.
upaya untuk mencegah stunting (sumber : Kemenkes RI) |
Selain itu penting juga untuk menerapkan pola gizi seimbang, dengan mengkonsumsi makanan beragam, rutin memantau berat badan, rajin berolah raga, dan menjaga kebersihan. Untuk dapat menjadikan hal-hal di atas sebagai suatu kebiasaan tentu tidak mudah. Untuk itu peran dari semua pihak baik akademisi, swasta, maupun pemuka masyarakat sangat diharapkan untuk turut mencegah stunting.
Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) Optimal untuk Cegah Stunting
Sebagai narasumber pertama, Ibu Ninik Sukotjo dari Unicef menyampaikan panduan pemberian makanan bayi dan anak yang optimal untuk mencegah stunting. Dimana pencegahan stunting harus sudah diperhatikan di 1000 hari pertama kehidupan.
Ibu Ninik dari Unicef (doc.pri) |
Karena berdasar data baik global maupun lokal (Indonesia) angka stunting meningkat secara cepat pada rentang usia 6–23 bulan. Hal tersebut disebabkan karena pada usia 0-23 bulan kebutuhan gizi pada anak sangat tinggi. Karena masa ini merupakan masa, pertumbuhan dan pembentukan otak.
Ibu Ninik juga menyampaikan dampak pandemi terhadap tingginya angka stunting. Yang salah satunya disebabkan oleh penurunan pendapatan keluarga. Belum lagi kurangnya informasi bagaimana cara pemberian ASI yang aman selama pandemi.
Sehingga banyak ibu demi keamanan balita agar tidak tertular covid, memilih produk pengganti ASI yang nilai gizinya jauh di bawah ASI. Untuk mengantisipasi hal ini, ibu harus kembali diedukasi ASI adalah nutrisi paling bagus untuk bayi.
hal-hal yang harus diingat dalam PMBA (sumber : materi webinar) |
Akibatnya hal ini berpengaruh terhadap pemilihan selera pada anak. Di mana mereka lebih suka makanan yang enak dari pada makanan bergizi. Untuk itu perlu dilakukan antisipasi dengan melakukan pendekatan secara sistem untuk perbaikan asupan nutrisi bagi anak usia 6 hingga 23 bulan seperti dijelaskan dalam tabel berikut ini :
pendekatan sistem perbaikan nutrisi anak (sumber : materi webinar) |
Peran Unilever Dalam Mengedukasi Masyarakat Tentang Gizi Seimbang
Ibu Andriyani dari Unilever Indonesia (doc.pri) |
- Standar nutrisi internal, di mana 87% produk unilever divisi food sudah sesuai dengan standar WHO.
- Reformulasi produk, seperti pilihan kecap dengan 30% kurang gula, es krim yang khusus dibuat untuk anak dengan pembatasan gula dan lemak, bumbu kaldu yang dibuat dengan garam beriodium, dan lain-lain.
- Menciptakan kebiasaan pola makan yang baik dan hidup bersih, seperti : program ibu dan balita & komunitas sehat, program sekolah dan pesantren sehat, unilever brightfuture, dan program nutrimenu
Program Nutrimenu Dari Unilever
Dalam program ini, terdapat gerakan 21 hari nutrimenu. Periode 21 hari dipilih sebagai periode untuk membentuk pola kebiasaan untuk mengkonsumsi makanan bergizi seimbang. Dalam gerakan 21 hari nutrimenu ini terdapat 42 resep masakan berpasangan yang mudah dipraktikkan setiap hari.
Gerakan 21 hari nutrimenu (sumber : materi webinar) |
Selain itu resep yang ada disusun oleh chef dan nutrisionist dengan mempertimbangkan rasa, harga, dan kandungan gizi yang berdasarkan konsep isi piringku. Dalam gerakan 21 hari nutrimenu ini terdapat tahap monitoring dan evaluasi serta pemberian reward bagi peserta terbaik.
Di mana berdasar penelitian yang dilakukan oleh IPB di tahun 2019 dengan mengambil lokasi penelitian di Garut menunjukkan bahwa program Nutrimenu telah meningkatkan perilaku ibu secara signifikan dilihat dari pengetahuan, sikap, dan praktik memasak serta mengkonsumsi makanan sesuai panduan "Isi Piringku", demikian pungkas Ibu Andriyani .
Pendekatan Desain Berbasis Masyarakat Untuk Praktik PMBA dan Perkembangan AUD di Indonesia
Peran serta swasta dalam upaya untuk membiasakan praktik yang benar tentang PMBA juga dilakukan juga oleh Tanoto Foundation. Dalam paparan yang disampaikan oleh ibu Fransisca Wulandari selaku Grant Manager dijelaskan bahwa Tanoto Foundation melakukan studi dengan pendekatan berbasis masyarakat untuk edukasi penerapan PMBA yang benar di masyarakat.
Ibu Fransisca Wulandari dari Tanoto Foundation (doc.pri) |
Hasil studi ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah dan pihak terkait untuk membuat kebijakan pencegahan stunting di masyarakat melalui perubahan perilaku. Di mana strategi yang diterapkan di masyarakat disesuaikan dengan permasalahan yang ditemukan. Sehingga solusinya bisa sesuai dengan situasi dan kondisi.
Adapun alur yang dilakukan oleh Tanoto Foundation dalam studinya adalah sebagai berikut :
tahapan studi desain berbasis masyarakat dari Tanoto Foundation (sumber : materi webinar) |
Dan dari beberapa uji coba yang dilakukan di beberapa daerah, antara lain di Sumatera Barat, Sulawesi Barat, dan NTT, maka rekomendasi yang diberikan oleh Tanoto Foundation adalah sebagai berikut :
- Pembelajaran dari pendekatan bottom-up ini diharapkan dapat membantu untuk menginformasikan komunikasi perubahan perilaku strategi (SBCC) pemerintah untuk pengurangan stunting.
- Studi ini membantu meningkatkan pemahaman lebih lanjut tentang bagaimana menyediakan makanan tambahan yang berkualitas bagi bayi mulai 6-24 bulan.
- Dibutuhkan penguatan kepada para kader untuk mempengaruhi perubahan perilaku di masyarakat
Demikian rangkuman isi materi webinar Cegah Stunting Selalu Penting yang dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional 2022. Semoga informasi ini bermanfaat. Salam...
Posting Komentar
Posting Komentar